Sabtu, 11 Oktober 2008

KAMMI Tolak Kenaikan BBM Dan Privatisasi KS

Serang – Ade Imat Ruhimat Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Banten mengatakan, pihaknya menolak rencana pemerintah yang akan menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga menolak rencana privatisasi PT Krakatau Steel (KS).

Hal itu diungkapkan Ade Imat disela-sela aksi unjuk rasa puluhan pengunjuk rasa yang menolak rencana pemerintah meanikkan harga BBM di perempatan Ciceri Serang, Rabu (14/4). ”Selain menolak kenaikan BBM, kami juga menolak rencana privatisasi PT Krakatau Steel (KS),“ kata Imat.
Menurut Imat, PT KS tidak butuh privatisasi melainkan hanya butuh pembersihan di jajaran manajemen dari mafia-mafia projek dan para koruptor. Dalam aksi tersebut, KAMMI Banten juga menyoroti bobroknya kinerja Pertamina sebagai BUMN pengelola minyak bumi. “Intinya kita ingin menyerukan kepada seluruh masyarakat Banten untuk melawan pemerintahan SBY – JK karena telah mencurangi rakyat,” ujarnya.
Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM, berlangsung setiap hari di Serang. Beberapa organisasi mahasiswa di Serang bahkan mengaku akan berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan rekan-rekan mereka yang juga tengah memperjuangkan hal yang sama di depan istana merdeka.
Kemarin puluhan mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI Banten melakukan aksi unjuk rasa di perempatan Ciceri. Selain berorasi mereka juga menggelar aksi teatrikal. Dalam aksi yang dimulai pukul 10.00 itu, dua orang yang memerankan Presiden SBY dan Wakil Presiden Yusuf Kalla, masing-masing diikat lehernya dengan tali laiknya hewan peliharaan.
Kedua mahasiswa tersebut di jadikan bulan-bulanan cacian dan umpatan rekan-rekannya. Selain masing-masing dipasangi gambar SBY dan JK, kedua mahasiswa tersebut juga mengenakan stelan jas lengkap dengan dasinya. Keduanya juga dikalungi karton yang bertuliskan pernyataan permintaan maaf SBY – JK kepada rakyat atas telah memutuskan kenaikan harga BBM.
“Teman-teman lihat ini presiden dan wakil presiden kita yang ternyata tidak becus mengurus rakyatnya. Mereka sama saja seperti yang lain, bisanya Cuma janji,” teriak seorang mahasiswa yang berorasi dengan megaphone disambut riuh suara mencemooh dari rekan-rekannya.
Mahasiswa mengklaim pasangan SBY – JK telah gagal dalam mengemban amanat rakyat yang telah diberikan dalam pemilu 2004 lalu. Elit penguasa di pemerintahan dan Parpol dinilai telah menjauhi semangat nasionalisme yang telah dicontohkan para founding father Indonesia. Perilaku korup para pejabat di eksekutif, legislatif dan yudikatif, baik di pusat maupun di daerah yang semakin merajalela diatas merebaknya penderitaan rakyat, disebutkan mahasiswa sebagai indikasi telah hilangnya rasa kebangsaan dari jiwa para pemimpin ini. Mahasiswa juga menilai elit penguasa saat ini sebagai antek-antek dari kaum kapitalis dunia dan negara adi daya AS.
Ketua Umum KAMMI Banten Ade Imat Ruhimat mengatakan, selain menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM, KAMMI Banten juga menolak rencana privatisasi PT Krakatau Steel (KS).
Menurut Imat, PT KS tidak butuh privatisasi melainkan hanya butuh pembersihan di jajaran manajemen dari mafia-mafia projek dan para koruptor. Dalam aksi tersebut, KAMMI Banten juga menyoroti bobroknya kinerja Pertamina sebagai BUMN pengelola minyak bumi. “Intinya kita ingin menyerukan kepada seluruh masyarakat Banten untuk melawan pemerintahan SBY – JK karena telah mencurangi rakyat,” imbuhnya.
Aksi dengan membuat formasi lingkaran di tengah-tengah perempatan Ciceri itu mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Polres Serang. Akibat aksi tersebut, laju lalu-lintas di jalur utama Kota Serang itu sempat tersendat.
Terkait rencana ke Jakarta, Imat mengaku, puluhan anggota KAMMI Banten akan berangkat ke Jakarta tanggal 20 Mei mendatang. Rencana serupa juga diutarakan, Lulu, dari HAMAS atau Himpunan Mahasiswa Serang. “Dalam beberapa hari ini kita akan ke Jakarta,” ujarnya.
Di tempat berbeda, yakni di depan kantor Gubernur Banten, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Banten juga menggelar unjuk rasa terkait rencana pemerintah menaikan harga BBM itu.
Menurut mereka, rencana pemerintah menaikan harga BBM tersebut sebagai cerminan dari ketidakberdayaan pemerintah SBY – JK dalam mengurus negeri ini. Seperti pada aksi-aksi mereka biasanya, Gema Pembebasan Banten, kali ini juga meminta pemerintah mengganti sistem pemerintahan dengan syariat Islam. “Cuma satu. Kembalilah kepada syariat islam. Kita ini negeri dengan penduduk islam terbanyak. Niscaya semuanya akan membaik,” kata Wahyu, koordinator aksi. (*)


Oleh : Lulu Jamaludin