TANGERANG -- Ribuan ruang kelas sekolah dasar (SD) di Kabupaten Tangerang rusak dan sehingga berpotensi mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Kerusakan itu umumnya menyangkut konstruksi bangunan, kualitas bahan bangunan, dan pondasi.
''Ruang kelas yang mengalami kerusakan sebanyak 2.377 buah,'' ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Tangerang, Ahmad Suwandi, Jumat (22/2).
Dari 2.377 ruang kelas yang mengalami kerusakan, rinci Ahmad, sebanyak 1.291 ruang kelas mengalami rusak ringan dan 1.086 rusak berat. Sedangkan, total ruang kelas SD yang ada di Kabupaten Tangerang sebanyak 7.346 buah. ''Ruang kelas tersebut tersebar di 962 SD Negeri.''
Pada 2008, pihaknya akan memperbaiki 543 ruang kelas. Sisanya akan diperbaiki pada tahun anggaran 2009. Untuk perbaikan ruang kelas itu, Dinas P dan K telah mendapat alokasi dana sebesar Rp 18,184 miliar dari APBD Kabupaten Tangerang.
Ahmad menjelaskan, kerusakan sekolah sebagian besar terjadi di jenjang SD. Namun, ada pula beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang rusak. ''Ada enam SMP yang perlu diperbaiki.'' Dana untuk perbaikan sekolah juga ada yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat.
Menghadapi permasalahan itu, Dinas P dan K segera melakukan pengecekan ulang ke semua bangunan sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang. Kegiatan tersebut melibatkan Dinas Bangunan.
Bangunan ruang kelas yang rusak diharapkan dapat rampung diperbaiki pada 2009 nanti. Namun, Ahmad pesimistis mengenai rencana tersebut. Selama 2008 ini tercatat terdapat beberapa sekolah di Kabupaten Tangerang yang mengalami kerusakan. Pada awal Februari lalu, atap kanopi SMAN 1 Rajeg ambruk karena kayu penyangganya lapuk. Ironisnya, perbaikan sekolah tersebut baru berusia sekira tujuh bulan.
Pemkab Tangerang telah mendapat pinjaman dari Bank Jabar sebesar Rp 200 miliar. Sebanyak Rp 125 miliar dari jumlah tersebut dialokasikan untuk bidang pendidikan, salah satunya adalah pembangunan SMAN 1 Rajeg. ''Ada 42 proyek pembangunan sekolah yang dibiayai oleh Bank Jabar.''
Kerusakan sekolah juga terjadi SD Negeri Cempaka 3, Kecamatan Cisoka. Beberapa hari yang lalu, atap salah satu ruang kelas di sekolah ini nyaris runtuh karena kayu-kayu penyangga genting sudah lapuk. Hal itu mengundang kehadiran anggota Komisi B DPRD, R Dahyat Tunggara, ke sekolah tersebut. ''Kondisinya sangat membahayakan keselamatan siswa ketika belajar.''
Beruntung, Komite Sekolah dan orang tua siswa bereaksi positif melihat kerusakan itu. Mereka mengumpulkan dana secara swadaya, sehingga kerusakan ruang kelas dapat diperbaiki. Di sekolah ini ada tujuh ruang kelas yang kondisi atapnya sudah memprihatinkan.
sumber: Republika Online
edisi: 23 Februari 2008
''Ruang kelas yang mengalami kerusakan sebanyak 2.377 buah,'' ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Tangerang, Ahmad Suwandi, Jumat (22/2).
Dari 2.377 ruang kelas yang mengalami kerusakan, rinci Ahmad, sebanyak 1.291 ruang kelas mengalami rusak ringan dan 1.086 rusak berat. Sedangkan, total ruang kelas SD yang ada di Kabupaten Tangerang sebanyak 7.346 buah. ''Ruang kelas tersebut tersebar di 962 SD Negeri.''
Pada 2008, pihaknya akan memperbaiki 543 ruang kelas. Sisanya akan diperbaiki pada tahun anggaran 2009. Untuk perbaikan ruang kelas itu, Dinas P dan K telah mendapat alokasi dana sebesar Rp 18,184 miliar dari APBD Kabupaten Tangerang.
Ahmad menjelaskan, kerusakan sekolah sebagian besar terjadi di jenjang SD. Namun, ada pula beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang rusak. ''Ada enam SMP yang perlu diperbaiki.'' Dana untuk perbaikan sekolah juga ada yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat.
Menghadapi permasalahan itu, Dinas P dan K segera melakukan pengecekan ulang ke semua bangunan sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang. Kegiatan tersebut melibatkan Dinas Bangunan.
Bangunan ruang kelas yang rusak diharapkan dapat rampung diperbaiki pada 2009 nanti. Namun, Ahmad pesimistis mengenai rencana tersebut. Selama 2008 ini tercatat terdapat beberapa sekolah di Kabupaten Tangerang yang mengalami kerusakan. Pada awal Februari lalu, atap kanopi SMAN 1 Rajeg ambruk karena kayu penyangganya lapuk. Ironisnya, perbaikan sekolah tersebut baru berusia sekira tujuh bulan.
Pemkab Tangerang telah mendapat pinjaman dari Bank Jabar sebesar Rp 200 miliar. Sebanyak Rp 125 miliar dari jumlah tersebut dialokasikan untuk bidang pendidikan, salah satunya adalah pembangunan SMAN 1 Rajeg. ''Ada 42 proyek pembangunan sekolah yang dibiayai oleh Bank Jabar.''
Kerusakan sekolah juga terjadi SD Negeri Cempaka 3, Kecamatan Cisoka. Beberapa hari yang lalu, atap salah satu ruang kelas di sekolah ini nyaris runtuh karena kayu-kayu penyangga genting sudah lapuk. Hal itu mengundang kehadiran anggota Komisi B DPRD, R Dahyat Tunggara, ke sekolah tersebut. ''Kondisinya sangat membahayakan keselamatan siswa ketika belajar.''
Beruntung, Komite Sekolah dan orang tua siswa bereaksi positif melihat kerusakan itu. Mereka mengumpulkan dana secara swadaya, sehingga kerusakan ruang kelas dapat diperbaiki. Di sekolah ini ada tujuh ruang kelas yang kondisi atapnya sudah memprihatinkan.
sumber: Republika Online
edisi: 23 Februari 2008